Padahal, dulu dirinya dikenal sebagai salah satu tokoh politik yang kerap mengkritik pemerintahan Jokowi, dan pendukung setia Prabowo Subianto.
Baca Juga: Ditanya Kapan Manga One Piece Tamat, Eiichiro Oda: 4 sampai 5 Tahun Lagi
Hal itu lah yang menurut Najwa Shihab merupakan salah satu contoh betapa inkonsistensinya para politisi di Indonesia.
Namun, pernyataan Najwa Shihab itu dibantah oleh Arief Poyuono. Dia mengatakan bahwa kritiknya selama ini hanya berkenaan dengan kasus korupsi yang menjerat Menteri Perikanan dan Kelautan non aktif, Edhy Prabowo.
"Saya rasa tidak berubah-ubah, saya masih sebagai anggota Partai Gerindra. Saya menyarankan kepada Prabowo dengan adanya kejadian tangkap tangan Edhy Prabowo, ini sebuah tamparan dan kritik yang harus kita lakukan di partai, salah satunya ya Prabowo harus mundur," tutur Arief Poyuono.
Baca Juga: Bicara Soal Pelarangan FPI, Politisi Partai Demokrat Rachland Nashidik Ungkit Masa Pemerintahan SBY
Dalam acara 'Mata Najwa' bertajuk 'Gelap Terang 2020', yang tayang pada Rabu, 23 Desember 2020, Najwa Shihab bahkan bertanya apakah sikap Arief Poyuono kini merupakan akibat dari dirinya yang tak lagi mendapat jabatan di partai.
Namun, Arief Poyuono membantahnya, dan menyebut bahwa sampai saat ini dirinya masih anggota Partai Gerindra, meski memang sedang menunggu pemecatan dari Prabowo Subianto.
Dia pun menjelaskan bahwa Prabowo Subianto harus mundur dari kabinet, karena sejumlah kabar menyebut bahwa izin ekspor benih lobster paling banyak didapat oleh orang Partai Gerindra.
Baca Juga: Soal Risma Ingin Relokasi Warga Kolong Flyover, Dewan Pakar PKPI: Anda Itu Bukan Menteri Jakarta!