Jusuf Kalla Sebut APBN Indonesia Bisa Ludes karena Utang, Rocky Gerung: Itu yang Selalu Disepelekan

- 28 Desember 2020, 20:45 WIB
Jusuf Kalla Sebut APBN Indonesia Bisa Ludes karena Utang, Rocky Gerung: Itu yang Selalu Disepelekan
Jusuf Kalla Sebut APBN Indonesia Bisa Ludes karena Utang, Rocky Gerung: Itu yang Selalu Disepelekan /ANTARA/Rachman Haryanto/Kolase foto dari ANTARA dan Instagram @jusufkalla

Tuban Bicara - Pengamat politik Tanah Air, Rocky Gerung turut mengomentari pernyataan Jusuf Kalla (JK) soal APBN Indonesia yang bisa ludes karena utang yang telah menumpuk.

Hal tersebut disampaikan Jusuf Kalla dalam webinar bertema 'Masalah Strategis Kebangsaan Dan Solusinya' pada Minggu, 27 Desember 2020, 

Jusuf Kalla mengingatkan, jika persoalan utang ini tidak segera diselesaikan oleh pemerintah, maka besar kemungkinannya ekonomi Indonesia akan semakin terpuruk dan APBN pun bisa tergerus hanya untuk membayar bunga dan mencicil utang tersebut.

Baca Juga: Dikabarkan Putus dengan Aurel Hermansyah, Atta Halilintar: Cinta itu Enggak Bisa Di-setting

"Masalah berikutnya nanti bisa-bisa 30 hingga 40 persen daripada anggaran kita tahun berikutnya habis hanya untuk membayar bunga dan mencicil utang, itu yang akan kita hadapi," ujar JK.

Menanggapi hal tersebut, Rocky Gerung menilai belakangan Istana terkesan terlalu menganggap enteng persoalan utang ini dengan cara menyamakannya dengan negara lain.

"Itu yang selalu disepelekan oleh Istana, bahwa itu belum melanggar batas, segala macam, dibilang masih dalam rasionalitas ekonomi, mereka juga malah membandingkan dengan Amerika dan Jepang yang juga berutang," ucapnya.

Baca Juga: Amien Rais Beberkan Alasan Tak Pernah Absen Kritik Presiden Jokowi

Padahal menurut Rocky Gerung, permasalahannya bukan karena seberapa banyak utang yang Indonesia miliki saat ini, namun seberapa tinggi kemampuan masyarakat Indonesia untuk membayar utang tersebut.  

"Tapi mereka gak pernah itung bahwa, satu dollar utang Amerika itu cukup dan bisa dibayar oleh satu orang, kalo kita, kita berutang satu dollar, harus 20 orang yang bayar," tuturnya.

Halaman:

Editor: M Anas Mahfudhi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Terkait

Terkini

x