Akhmad Sahal Tanggapi UAS yang Sebut Pembunuh 6 Laskar FPI Masuk Neraka: Ya jelas-Jelas Ngawurlah!

- 14 Desember 2020, 12:54 WIB
Akhmad Sahal (kiri) mengkritik sifat Habib Rizieq Shihab (kanan) yang telah merusak citra para Habib.
Akhmad Sahal (kiri) mengkritik sifat Habib Rizieq Shihab (kanan) yang telah merusak citra para Habib. //Kolase foto/YouTube.com Front TV/Dok. Pikiranrakyat.com

Tuban Bicara - Cendekiawan NU, Akhmad Sahal angkat bicara soal klaim mati syahid 6 laskar anggota Front Pembela Islam (FPI) yang tewas saat bentrok dengan polisi.

Menurut kandidat PhD Universitas Pennsylvania ini, hal itu merupakan bagian dari bentuk propaganda yang dilancarkan oleh FPI.

Anggapan seperti ini merupakan upaya berlebihan untuk membenarkan tindakan melawan polisi.

Baca Juga: Begini Jawaban dan Perasaan Mahfud MD Saat Diancam Akan Disakiti

"6 anggota FPI yang tewas tadi dipuja-puja sebagai mati syahid tubuhnya harum dan seterusnya. Glorifikasi sebagai syuhada ini sebenarnya sering digunakan juga para oleh para pendukung teroris yang ditembak mati oleh Densus 88." kata Sahal dalam sebuah video yang diunggah channel youtube Cokro TV pada Sabtu, 12 Desember 2020. 

Sebelumnya juga, Ustadz Abdul Somad (UAS) menyatakan para pembunuh 6 laskar anggota FPI pasti akan diganjar neraka jahannam.

Sahal membantah tegas pernyataan ini karena hal itu merupakan rahasia Allah.

Baca Juga: Mahfud MD Tanggapi Penangkapan 4 Pelaku Pengancam Dirinya: Mereka Ingin Mengadu Domba

"Vonis UAS, mereka akan masuk neraka jahannam ya jelas-jelas ngawurlah. Lagian, UAS ini sok tahu deh tentang siapa yang akan masuk neraka dan surga.

Doanya untuk pilkada aja nggak manjur kok, berani-beraninya playing God memvonis nasib orang di akhirat." sanggahnya.

Sebaliknya, Sahal menganggap tindakan melawan aparat penegak hukum termasuk pembangkangan.

Baca Juga: Baim Wong Tanggapi Penangkapan Baim Wong Palsu: Inget Dosa, Jangan Mudah Ketipu Ya

"Bagaimana kalau si bughat (pembangkang) itu orang yang menyerang aparat pemerintahan yang sah tersebut mati ditembak, apakah menjadi Mujahid yang mati syahid seperti propaganda FPI? tidak sama sekali." terangnya.

Menurutnya, sebagai umat dan warga negara yang baik, maka wajib hukumnya menaati pemimpin yang terpilih secara sah.

"Menyerang pemerintah yang sah itu kalau diperangi dan mati, ia bukanlah syahid, tapi mati dalam keadaan jahiliyah karena orang ini menentang perintah Allah agar menaati ulil amri, menaati penguasa yang sah." jelasnya, dikutip Tuban Bicara melalui jurnalpresisi.com.

Baca Juga: Al Ghazali Stres Berat saat Studi di Inggris: Lebih Baik Saya Pulang ke Indonesia

Namun ia menggarisbawahi, melawan pemimpin masih terbuka peluang selama pemimpin tersebut mengajak rakyat untuk bermaksiat.

"Jadi selama tidak memerintahkan kepada kemaksiatan, ulil amri atau penguasa yang wajib ditaati." pungkasnya.***

Editor: M Anas Mahfudhi

Sumber: jurnalpresisi.pikiran-rakyat.com


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah