Benny Harman Suarakan Penindasan Terhadap Kelompok Antikorupsi: Pasti Dicap Anti Pancasila, Liberte!

24 Januari 2021, 08:07 WIB
Muannas Alaidid respons pernyataan Benny K Harman yang dinilai membela Mbak You. /Instagram.com/Muannasalaidid5017/bennykharman_official

Tuban Bicara - Politisi Partai Demokrat Benediktus Kabur Harman atau Benny K Harman kecewa dengan beredarnya tudingan atas kelompok antikorupsi yang memiliki kepedulian dan menyuarakan pemberantasan korupsi.

Apalagi jika hal tersebut menyangkut dengan desakan agar KPK melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah nama yang diisukan atau diduga ikut menerima manisnya dana hasil korupsi bantuan sosial (Bansos) yang seharusnya disalurkan untuk meredakan kesulitan masyarakat terdampak.

Keinginan publik agar KPK mengusut lebih jauh, didasari atas terkuaknya kasus korupsi dana Bansos Covid-19 oleh kader PDI Perjuangan Juliari P Batubara sebagai Menteri Sosial saat itu yang terjaring OTT KPK dan diketahui melibatkan sejumlah nama. 

Baca Juga: Tak Hanya Ganjar, Yasonna Laoly Juga Sampaikan Ucapan Ulang Tahun hingga Ungkap Sosok sang Presiden ke-5 RI

Terlebih program bansos tidak hanya persoalan Program Keluarga Harapan namun juga hingga persoalan difabel yang saat ini sedang ramai dibahas.

"Kelompok yang menyuarakan pentingnya berantas korupsi acapkali dituduh dan dicap sebagai sikap intoleran. Apalagi kalo mendesak KPK periksa nama-nama orang yang diduga kuat terlibat dan mendapat bagian dari korupsi dana Bansos, pasti dituduh dan dicap kadrun dan anti pancasila. Liberte!" kata Benny Harman seperti dikutip  dari akun Twitternya, Minggu, 24 Januari 2021.

Benny Harman sendiri terpantau cukup aktif menyoroti isu perihal dana Bansos. Pada Selasa, 19 Januari 2021 lalu, Benny Harman juga sempat meminta agar Menteri Sosial saat ini Tri Rismaharini bisa menjelaskan terkait isu penerima bansos fiktif.

Baca Juga: Soal Video Viral Anggota TNI Diamuk Seorang Perempuan, Begini Penjelasan Dandim Garut

"Mensos Ibu Risma yang terhormat. Mohon jelaskan terbuka informasi beredar luas tentang 16,7 juta penerima Bansos fiktif, tidak ada NIK," kata Benny Harman. 

Selain permintaannya diharapkan dapat menjadi perhatian dari Mensos, Benny Harman juga mengingatkan bahwa praktik korupsi bisa menjadi jalan dari kemungkinan seorang pemimpin diprotes untuk diturunkan.

"Kalau tidak, ini bakal menjadi skandal besar yang meledak awal tahun. Ingat, protes menurunkan pemimpin antara lain karena pusaran korupsi sekitar istana. Liberte!" kata Benny K Harman.

Baca Juga: Eks Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab Kembali Dilaporkan ke Polisi Karena Perkara Baru Ini

Sementara itu, sebelumnya Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Karyoto pada Rabu, 20 Januari 2021 lalu menyatakan kesiapannya membuka kemungkinan pengembangan kasus suap pengadaan bansos Juliari Cs.

"Kalau memang sebagai informasi yang bagus ya kita padukan, kita cari karena memang di program bansos itu banyak sekali bukan hanya difabel, PKH, dan lain-lain," kata Karyoto. 

Namun, dalam artikel Suarakan 'Penindasan' Terhadap Kelompok Antikorupsi, Benny Harman: Pasti Dituduh dan Dicap Kadrun, KPK akan mencari bukti lain untuk pengembangan kasus. Karena itu KPK tidak akan berhenti hanya di Juiari Cs saja.

Baca Juga: Mardani Ali Sera Tanggapi Soal Siswi Non Muslim Dipaksa Berhijab di Padang: Ada Hak Fundamental yang Direnggut

"Apakah nanti ketercukupan informasi mengarah kepada pengurangan kualitas dan lain-lain, tentu kita mencari alat pendukung yang lain. Ini pun masih banyak dikembangkan yang lain-lain kan rekan-rekan juga tahu kita tidak berhenti di situ," ujar Karyoto.*

 

**

 

Editor: M Anas Mahfudhi

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler