LIPI: Tantangan Terberat 2021, Adanya Problematika Kependudukan Indonesia

24 Desember 2020, 05:05 WIB
Ilustrasi PHK.* /

 

Tuban Bicara - Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Tri Nuke Pudjiastuti mengatakan tantangan terberat di 2021 adalah upaya pengendalian penduduk akibat bertambahnya jumlah rumah tangga miskin. Hal tersebut merupakan imbas dari banyaknya kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) saat pandemik COVID-19.

“Sejak awal tahun 2020 kita menghadapi situasi dimana semua elemen bangsa itu terjungkir balik,” ucapnya, saat membuka webinar denagn tajuk “Indonesian Demographic Outlook 2021: Pengaruh pandemi COVID-19 terhadap Sasaran RPJMN Bidang Kependudukan,”. Selasa, (22/12).

Nuke menambahkan, COVID-19 memicu persoalan-persoalan muncul dengan sangat cepat di bidang, ekonomi transportasi dan tentunya adalah bidang kesehatan.

Baca Juga: Jokowi Berpesan agar Regulasi ekspor benih Lopster di evaluasi

Baca Juga: Lirik dan Chord Kunci Gitar Lagu Ku Yakin Bahagia – Rey Mbayang & Dinda Hauw

“Acara ini adalah salah satu cara kita mengelola ilmu pengetahuan dan mempertanggungjawabkan kepada publik, serta sekaligus untuk meningkatkan keterikatan para pemangku kepentingan melalui media massa,” imbuhnya.

Nuke berharap, acara ini dapat menjadi acuan dalam menyusun strategi yabg tepat guna.

“Diharapkan ‘Indonesian Demographic Outlook 2021’ dapat menjadi acuan bagi para pembuat kebijakan dalam menyusun strategi maupun program-program di tahun berikutnya,” tuturnya. Dikutip tuban bicara dari laman lipi.go.id.

Dalam kesempatan yang sama, Hasto Wadoyo selaku Kepala BKKBN mengatakan, menuju kepada Indonesia emas di tahun 2024 tentang kualitas sumber daya manusia membutuhkan perhatian yang lebih serius.

Baca Juga: Lirik dan Chord Kunci Gitar Lagu Ku Rindu Ibu – Rizky Febian

Baca Juga: Yaqut Cholil Qoumas Tidak Ingin Ada Diskriminasi Satu Sama Lain di Kemenag

“Bagaimana BKKBN mengawal program itu, program revolusi mental berbasis keluarga. Membangun kualitas dari keluarga bagaimana bisa keluarga yang berkarakter,” kayanya.

Hasto menerangkan, dampak COVID-19 lainnya yaitu terjadinya penurunan penggunaaan kontrasepsi, hal ini sangat berpengaruh kepada kemungkinan-kemungkinan akan terjadinya kematian ibu, bayi dan juga tingginya angka perceraian.

Baca Juga: Mencapai 4.855 warga Batam terpapar positif Covid-19

“Untuk menurunkan berbagai permasalahan tersebut BKKBN mengubah orientasi program kerja. Dengan menyasar kepada remaja, Bagaimana komunikasi marketing dari program, juga branding agar bisa lebih diterima oleh banyak kalangan remaja,” tutup Hasto.

Editor: Imam Sarozi

Sumber: lipi.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler