Studi menunjukkan, kesempatan melahirkan bayi kembar semakin terbuka ketika pasangan berusia 35 hingga 39 tahun.
Lonjakan kelahiran bayi kembar paling banyak terjadi di benua Amerika Utara dengan catatan 71 persen, diikuti Eropa dengan 60 persen, dan Asia 32 persen.
"Kenaikan angka kelahiran bayi kembar ini terjadi di mana-mana kecuali Amerika Selatan," ucap Christiaan Monden.
"Di Amerika Utara dan Afrika, angkanya melonjak hingga lebih dari 80 persen. Khusus di Afrika, lonjakan ini juga ditandai dengan pertumbuhan populasi," ucapnya menambahkan.
Raj Mathur, Kepala Perkumpulan Fertilitas Inggris mengingatkan, tetap ada hal yang harus diwaspadai dari tren ini.
"Tren melonjaknya kelahiran bayi kembar tentu saja tak masalah. Namun, perlu diingat kandungan bayi kembar membawa risiko yang lebih besar untuk ibu dan anak. Jadi, jika kita bisa mencegahnya, lebih baik dicegah," ucapnya.
***