"Bantah Pemerasan" Negara Rusia Tetap Menjadi Pemasok Gas Energi Yang Dapat Diandalkan

28 April 2022, 07:00 WIB
Ilustrasi-gas Rusia mengganti pembelian dengan bentuk rubel/freepik/fanjianhua /

TUBANBICARA.com - Eropa harus berhenti bergantung pada Rusia untuk hal perdagangan energi setelah Rusia menghentikan pasokan gas ke beberapa negara  karena tidak membayar dalam rubel, Rabu 27 April 2022.

Pengecaman atas keputusan tersebut oleh pemimpin pemimpin Eropa di sebut sebagai "Pemerasan".

Hal ini dianggap ketika ekonomi Rusia mulai redup akibat sanksi ekonomi yang di layangkan oleh negara-negara barat.

Tindakan Presiden Vladimir Putin ini sebagai langkah pelunakan dampak atas sanksi kepada Negara Rusia. 

Baca Juga: Link Live Streaming Gratis Liga Champions 28 April 2022: Big Match Liverpool Vs Villareal, Siapa yang Terkuat?

Pembelian gas Rusia dalam rubel hanya berlaku kepada negara negara yang dianggap tidak bersahabat dengan Rusia oleh Presiden Vladimir Putin. 

Dengan begitu semakin cepat semua orang di Eropa mengakui bahwa mereka tidak dapat bergantung pada Rusia.

Semakin cepat pula kemungkinan yang terjadi akan menjamin stabilitas di pasar Eropa. 

Baca Juga: Hasil Pertandingan Liverpool vs Villarreal Leg Pertama Liga Champions Kamis 28 April 2022

Dikutip TUBANBICARA.com dari sumber Reuters pada Kamis 28 April 2022 bahwa sementara itu presiden Komisi Eropa mengatakan langkah gas Rusia (Gazprom) adalah " Sebagai upaya lain oleh Rusia untuk menggunakan gas sebagai alat pemerasan", 

Duta besar negara anggota Uni Eropa meminta kepada eksekutif untuk panduan yang lebih jelas tentang apakah mengirim euro melanggar sanksi" Ujarnya yang dikutip dari Reuters. 

Baca Juga: GRATIS! Berikut Link Live Streaming dan Prediksi Skor Liverpool Vs Villareal: Liga Champions 28 April 2022

Pembahasan dan pertemuan akan disegerakan di Prancis tanggal 2 Mei untuk membahas bagaimana langkah Rusia sebenarnya. 

Bantahan Kremlin Dmitry Peskov mengatakan dengan tegas bahwa Rusia tetap menjadi pemasok energi yang dapat diandalkan dan membantah terlibat dalam sebuah pemerasan.

Rusia menolak untuk mengatakan berapa banyak negara yang telah setuju untuk beralih membayar gas dalam rubel akan tetapi pelanggan Eropa lainnya mengatakan pasokan gas masih mengalir normal.***

Editor: Fery Murya Vandi

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler