Tuban Bicara - Kunjungan Kerja Spesifik Komisi IV DPR RI dipimpin Anggota Komisi IV DPR RI Ono Surono merespon keluhan terkait kondisi pertanian di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Dikatakannya, pihaknya menerima banyak informasi terkait kekurangan pupuk, khususnya pupuk bersubsidi.
“Selama (masa) reses kemarin, setiap saya turun (ke lapangan) selalu disampaikan petani adalah masalah pupuk yang biasanya harga normal menjadi dua kali lipat,” kata Ono 27 November 2020.
Baca Juga: Masyarakat Bandung Keluhkan Pembuangan Limbah Tapioka
Menurut politisi dari Fraksi PDI-Perjuangan ini, setelah diurai permasalahannya, kekurangan pupuk bersubsidi ini berawal dari keterlambatan Pemerintah Kabupaten Indramayu dalam mengusulkan elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) tahun 2020.
Diketahui, ada transisi penerapan RDKK dari manual ke elektronik. Dulu para petani, baik yang terdaftar di e-RDKK ataupun tidak, masih bisa mendapatkan pupuk subsidi, sedangkan saat ini tidak bisa.
Misalnya di Indramayu, kebutuhan untuk pupuk jenis urea mencapai 63 ribu ton. Namun, karena adanya keterlambatan upload, e-RDKK hanya diajukan 58 ribu ton.
Baca Juga: Usai Kalah dari Biden, Seorang Donatur Keluarkan Rp35 Miliar untuk Buktikan Kecurangan
Kendati demikian, lanjut Ono, kekurangan tersebut akan dipenuhi dan siap dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan di tahun 2020 dan masa tanam pada Desember 2020 mendatang.
"Untuk ketersediaan pupuk tadi disampaikan sudah siap, sehingga kebutuhan pupuk sampai masa tanam di bulan Desember sudah disiapkan dinas agar menyiapkan RDKK yang baru untuk segera diproses," katanya.